loading...
Laporan PKL TKR Overhoul
kurang jelas download aj biar jelas link download di bawah artikel
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Dalam
rangka pembangunan dan peningkatan kegiatan siswa di masyarakat perlu adanya
suatu kegiatan terencana yang bertujuan untuk melatih dan mendidik siswa
sebagai insan sekolah dan warga masyarakat yang terampil dan berkualitas.
Kegiatan yang dilakukan oleh sekolah kejuruan ini dilaksanakan untuk menunjang
keberhasilan siswa pada akhir tahun pembelajaran.
Praktek
Industri (Prakerin) merupakan suatu upaya yang dilakukan oleh semua
sekolah kejuruan khususnya tingkat SMK, untuk mengenalkan pada setiap siswanya
bagaimana rasanya, caranya mengenal dunia luar (dunia usaha) dan juga untuk
menambah pengalaman khususnya SMK Cendana DDI Samarinda, dimana selama ini
siswa yang melakukan pembelajaran praktek-praktek dengan skala yang kecil, hal
itu membuat siswa merasa bosan dengan itu saja yang mereka lihat dan lakukan
setiap harinya.
Untuk
mengatasi hal itulah maka SMK Cendana DDI Samarinda melaksanakan program Praktek
Industri (Prakerin). Dengan diadakannya program seperti ini dapat membuat
siswa yang dididik akan merasa senang dan juga menambah pengetahuan mereka.
Selain mereka dapat mengasah kemampuan yang mereka pelajari selama ini di
sekolah, mereka juga dapat mengenal dunia usaha atau lembaga di tempat mereka
magang.
Praktek
Industri (Prakerin) adalah kegiatan kerja siswa pada suatu lokasi dan waktu
tertentu. Dalam Praktek Industri (Prakerin), siswa dituntut agar tidak
kaku/gugup dalam menghadapi ujian teori dan ujian praktek yang diperoleh di
sekolah selama dalam waktu setahun pertama, tetapi siswa juga dituntut belajar
dari pengalaman selama praktek industri di tempat praktek dan disesuaikan
dengan waktu yang sudah ditetapkan.
Tanpa
adanya Praktek Industri (Prakerin), sulit bagi siswa untuk dapat terjun
langsung ke dunia usaha maupun dunia industri. Oleh karena itu, siswa perlu
menggali hal-hal yang beru dan menuangkan ilmu yang didapat selama di bangku
sekolah. Semoga dengan diadakannya program ini pendidikan di
negara kita akan semakin maju dan berkembang khususnya dibidang sekolah
kejuruan.
1.2Tujuan Praktek Industri
(Prakerin)
Adapun
tujuan dari praktek industri ini adalah untuk :
1.
Memberikan kesempatan
kepada siswa untuk menggali hal-hal yang baru di dunia usaha atau di dunia
industri dan meningkatkan ilmu baik teori maupun praktik yang diterima di
bangku sekolah.
2.
Memberi kesempatan
kepada siswa untuk dapat menyesuaikan diri dan beradaptasi dengan lingkungan
kerja selama melaksanakan praktek industri.
3.
Sebagai bahan
pertimbangan bagi siswa tentang ilmu yang didapat atau diperoleh di sekolah dan
selama praktek di dunia usaha.
4.
Memberikan dan
menetapkan sikap profesional dan keterampilan serta bekal untuk memasuki
lingkungan kerja.
1.3Tujuan Penulisan
Tujuan
dari penulisan laporan Praktek Industri (Prakerin) antara lain :
1.
Sebagai bentuk tanggung
jawab dan disiplin selama melaksanakan kegiatan praktek industri yang diberikan
oleh sekolah yang dibuat dalam bentuk laporan.
2.
Sebagai bentuk percaya
diri, disiplin, dan kreativitas terhadap tugas yang dilakukan selama praktek
industri.
3.
Sebagai bentuk
pengalaman dan komunikasi tertulis untuk disampaikan kepada generasi penerus
SMK Tanah
4.
Sebagai syarat untuk
mengikuti uji kompetensi produktif akhir tahun kegiatan pembelajaran.
BAB II
GAMBARAN UMUM
A.
Sejarah
Singkat Perusahaan
Bengkel CV. Prima Jaya berdiri pada tanggal 12
november 2012 bergerak pada bidang pelayanan, jasa/bengkel dalam
perbaikan/perawatan mobil. Pendiri dari perusahaan CV. Prima Jaya sebagai
kepala bengkel Agus Puji Rianto. Adapun struktur organisasinya adalah SBB
B.
Bidang
Usaha
CV.
Prima Jaya adalah bengkel/perusahaan
yang bergerak dibidang pelayanan jasa perbengkelan, yang khusus melayani
reparasi mobil seprti mobil yang penyok, duco, dan perawatan suku cadang mesin
dll.
C.
Struktur
Organisasi
Adapun
struktur organisasi di CV. Prima Jaya
adalah sebagai berikut :
BAB III
OVERHAUL
A.
Prinsip
Kerja
Udara dan bahan bakar yang tercampur didalam carburator, terhisap
kedalam ruang bakar dan dikompresikan hingga mencapai tekanan dan temperatur
tertentu.dan akhir langkah kompresi, busi memercikan api sehingga terjadi
pembakaran. Adapun prinsip kerjamotor bensin 4 tak yaitu:
1.
Langkah Hisap
Piston bergerak dari TMA ke TMB.Saat piston bergerak turun, katup masuk
dalam keadaan terbuka, sehingga campuran bahan baker dan udara terisap masuk
kedalam silinder.Ketika piston mencapai TMB, katup masuk dalam keadaan
tertutup.Dapat dikatakan bahwa langkah kompresi I selesai.
2.
Langkah Kompresi
Pada
langkah kompresi II, kedua katup (katup masuk dan katup buang) dalam keadaan
tertutup. Piston bergerak naik dari TMB menuju TMA mendorong campuran bahan
baker dan udara dalam silinder, sehingga menyebabkan tekanan udara dalam
silinder meningkat. Sebelum piston mencapai TMA campuran bahan baker dan udara
yang bertekanan tinggi dibakar oleh percikan api busi.
3. Langkah
Usaha
Pada
langkah kompresi II, kedua katup (katup masuk dan katup buang) dalam keadaan
tertutup. Piston bergerak naik dari TMB menuju TMA mendorong campuran bahan
baker dan udara dalam silinder, sehingga menyebabkan tekanan udara dalam
silinder meningkat. Sebelum piston mencapai TMA campuran bahan baker dan udara
yang bertekanan tinggi dibakar oleh percikan api busi
4.
Langkah Buang
Pada
langkah buang, piston bergerak naik dari TMB menuju TMA. Katup masuk dalam
keadaan tertutup dan katup buang dalam keadaan terbuka. Gas sisa hasil
pembakaran terdorong keluar menuju saluran pembuangan. Dengan terbuangnya gas
sisa pembakaran, berarti kerja keempat langkah mesin untuk satu kali proses
kerja (siklus) telah selesai.
B.
Komponen
Utama dan Fungsi
Berikut
adalah komponen-komponen utama mesin
dan fungsinya masing-masing :
1.
Kepala silinder (Cylinder
head)
Kepala
silinder dipasangkan pada blok silinder, yang diikat dengan dengan baut-baut
dan terbuat dari besi tuang atau paduan alumunium. pada bagian atas dri kepala
silinder dipasangkan sebuah tutup.
Adapun
fungsi dari Cylinder head
adalah:
a.
Sebagai ruang
pembakaran.
b.
Untuk
menempatkan mekanisme katup.
c.
Tempat pemasang
busi.
d.
Tempat
pemasangan saluran masuk dan saluran buang.
e.
Tempat mantel
pendingin, untuk mendinginkan katup.
2.
Blok Silinder (Cylinder block)
Blok
silinder merupakan bentuk dasar dari pada suatu mesin. dan pada blok silinder
ini terdapat beberapa buah silinder. Blok silinder biasanya terbuat dari Cast
Iron, tetapi belakangan ini banyak juga yang terbuat dari paduan alumunium
dengan maksud mengurangi berat serta menambah panas radiasi.
Adapun
fungsi dari blok silinder
adalah:
a.
Sebagai dudukan
silinder dan kepala silinder.
b.
Sebagai rumah
mekanisme engkol (poros engkol, con rod, piston, dll).
c.
Tempat
terjadinya langkah – langkah pembakaran.
d.
Didalamnya
terdapat silinder yang berfungsi tempat piston naik turun untuk menghasilkan
langkah usaha.
3.
Torak (Piston)
Piston
berbentuk seperti silinder. Piston bekerja dan bergerak secara translasi (gerak
bolak-balik) di dalam silinder, yang biasa disebut gerak dari TMA ke TMB atau
sebaliknya. Piston selalu menerima temperatur dan tekanan yang tinggi, bergerak
dengan kecepatan tinggi dan terus menerus. Dalam silinder piston melakukan
empat macam pekerjaan, yaitu hisap, kompresi, expansi, dan buang.
Adapun
fungsi dari pistonyaitu:
a. Tempat dudukan ring piston.
b. Menghisap dan memapatkan campuran udara dengan bahan
bakar.
c. Meneruskan tekanan pembakaran ke cranksaft.
d. Mendorong gas bekas pembakaran keluar
4.
Cincin Torak (Ring piston)
Adapun
fungsi dari ring piston adalah:
a. Mencegah
kebocoran campuran udara dan bahan bakar serta gas pembakaran melalui celah
antara piston dengan dinding silinder kedalam bak engkol selama langkah
kompresi dan langkah pembuangan.
b. Mencegah
oli yang melumasi piston dan silinder masuk ke ruang bakar.
c.
Memindahkan panas dari
torak ke dinding silinder untuk mendinginkan piston.
5. Batang
torak (Connecting rod)
Batang torak
atau connecting rod adalah suatu komponen utama mesin yang
berfungsi untuk menghubungkan piston ke poros engkol dan selanjutnya menerima
tenaga dari piston yang diperoleh dari pembakaran dan meneruskannya ke poros
engkol. Bagian ujung connecting rod yang berhubungan dengan pin piston disebut small end. Sedangkan yang berhubungan
dengan poros engkol disebut big end. Poros engkol berputar pada kecepatan tinggi di dalam big end,
dan mengakibatkan temperatur menjadi naik. Untuk menghindari hal tersebut, maka
metal dipasangkan dalam big end. Metal ini dilumasi dengan oli dan sebagian
dari oli ini dipercikkan dari lubang oli ke bagian dalam piston untuk
mendinginkan piston atau torak.
Dalam
pemasangan batang torak (connecting rod) harus dipasangkan sesuai dengan tanda.
Apabila salah pemasangannya akan menutup lubang oli. Untuk hal ini, tiap batang
torak terdapat tanda.Tanda ini bermacam macam tergantung pada tipe mesin dan
harus teliti dengan menggunakan buku pedoman reparasi.
Adapun
fungsi dari connecting rod adalah:
a. Menghubungkan
piston dan poros engkol (crankshaft).
b. Mengubah
gerak lurus (naik turun ) piston menjadi gerak putar pada poros engkol
(crankshaft).
c. Meneruskan
gaya dan tenaga piston hasil pembakaran menuju ke poros engkol (crankshaft) dan
membangkitkan momen putar pada poros
engkol.
6. Poros
engkol (Crankshaft)
Adapun fungsi dari crankshaft adalahuntuk merubah gerak naik turun
piston (torak) menjadi gerak putar yang akhirnya dapat menggerakkan roda gila
(fly wheel).Tenaga yang dipergunakan untuk menggerakkan roda kendaraan
dihasilkan pada oleh hasil pembakaran (langkah usaha), kemudian hasil pembakaran
ini dapat menggerakan torak, kemudian melalui batang torak dan dirubah menjadi
gerakan putar oleh poros engkol atau crankshaft.Poros engkol menerima beban
yang sangat besar dari piston (torak) dan connecting rod, ditambah dengan cara
kerjanya yang bekerja pada kecepatan tinggi. Dengan alasan tersebut, maka poros
engkol biasanya dibuat dari baja karbon dengan tingkatan dan daya tahan yang
tinggi, dan dibuat dari bahan yang berkualitas tinggi.
7. Roda gila (Flywheel)
Poros engkol menerima tenaga putar dari piston (torak) selama langkah
usaha. Akan tetapi tenaga itu hilang pada lang kah langkah lainnya seperti,
inertia loss, dan hilang disebapkan karena gesekan.
Adapun fungsi dari flywheel adalah:
a.
Fly wheel atau
yang biasa disebut dengan roda gila berfungsi untuk menyimpan tenaga putar
(inertia) yang dihasilkan mesin pada langkah usaha, sehingga poros engkol
(crank shaft) dapat tetap berputar terus menerus pada langkah langkah lainnya.
Hal ini mengakibatkan mesin berputar dengan lembut yang diakibatkan getaran
tenaga yang dihasilkan.
b.
Sehingga roda
gila juga berfungsi untuk menerima tenaga putar dari motor starter, dan
kemudian meneruskannya ke poros engkol, sehingga poros engkol dapat berputar
danmesin dapat mulai hidup. Pada kendaraan dengan transmisi otomatis, sebagai
pengganti roda gila adalah torgue converter.
8. Bak oli (Carter)
Carter atau bak oli Terletak dibawah blok silinder digunakan sebagai
penampung oli, terbuat dari plat baja yang kuat dan tahan terhadap tekanan dari
luar, karena posisi nya di bawah sendiri, maka resiko bertumbukkan dengan benda
keras di jalan sangat mungkin terjadi.bak carter ini dihubungkan dengan blok
silinder dan diberikan perapat atau gasket supaya tidak terjadi kebocoran oli.
Desain dari carter ini berbeda- beda tiap pabrikan akan tetapi hampir semuanya
bernetuk di bawah ini, ada ruang cekungan yang di dalamnya nanti digunakan
untuk tempat pompa oli, dan di bagian paling bawah ada baut yang digunakan
untuk mengeluarkan oli pada saat ganti oli mesin.
Adapun fungsi dari carter adalah:
a.
Sebagai
penampung oli
b.
Tempat di
keluarkannya oli
9. Valve / klep / katup
Katup berfungsi untuk membuka dan menutup intake manifold dan (exhaust
manifold).Tiap-tiap silinder pasti dilengkapi minimal dengan dua katup yaitu
katup masuk dan katup buang.Konstruksi katup terdiri dari kepala katup (valve
head) dan batang katup (valve stem).Katup ini menyerupai jamur.Pada kepala
katup, bentuknya disesuaikan dengan kebutuhan agar gas yang keluar masuk dapat
mengalir dengan lancar.Daun katup masuk diameternya dibuat lebih besar jika
dibandingkan dengan daun katup buang.Tujuannya agar pemasukan gas bersih dapat
lebih sempurna.
Temperatur rata-rata yang terjadi pada daun katup hisap adalah antara
250 derajat celcius sampai dengan 275 derajat celcius, sedangkan untuk katup
buang berkisar antara 700 derajat celcius sampai dengan 760 derajat celcius.
Dengan temperatur seperti tersebut di atas, maka daun katup buang dibuat dari
bahan yang lebih kuat dari pada daun katup masuk. Agar katup menutup rapat pada
dudukannya, maka permukaan sudut katup (valve face angle) dibuat pada 44,5
derajat atau 45,5 derajat.
Adapun fungsi dari katup yaitu:
a.
Sebagai tempat
masuknya campuran bahan bakar.
b.
Sebagai tempat
keluarnya asap dari sisa hasil pembakaran.
10. Valve seal
Adapun fungsi dari valve sheal yaituuntuk menutup celah sehingga tidak
terjadi kebocoran pada valve
11. Per klep
(Valve spring)
Adapun fungsi dari valve spring yaituuntuk menutup (mengembalikan klep
ke posisi semula)dan menahan klep pada saat posisi membuka.
12. Dudukan
katup (Valve seat)
Adapun fungsi dari dudukan katup yaitu
merapatkan (mencegah kebocoran) pada saat katup menutup.
13. Bearing / Bantalan /Metal
Adapun fungsi kerja dari Bearing yaitu
mencegah keausan dan mengurangi gesekan pada poros
engkol.
14. Tuas katup (Rocker arm)
Adapun fungsi dari rocker arm yaitu
menekan katup – katup sehingga dapat terbuka.
15. Batang penumbuk (Pushrod)
Adapun fungsi dari push rod yaitu meneruskan gerak lifter ke rocker armBatang penekan
berbentuk batang kecil yang masing-masing dihubungkan pada pengangkat katup dan
rocker arm pada mesin OHV (Over Head Valve).Batang katup ini meneruskan gerakan
dari valve lifter ke rocker arm.
16. Poros
bubungan (Camshaft)
Camshaft dilengkapi dengan jumlah nok yang sama yaitu untuk katup hisap
dan katup buang.
Adapun fungsi dari camshaft yaitu membuka dan menutup katup sesuai dengan timing yang
ditentukan.
17. Piston Pin
Adapun fungsi dari piston pin menghubungkan piston dengan connecting rod melalui
lubang bushing.
18. Bantalan luncur (Thrust washer)
Adapun fungsi dari thrust washer yaitu
menahan poros engkol agar tidak bergerak maju mundur.
19. Timing belt
/ Timing chain / Timing gear
Adapun fungsi dari timing belt yaitu
menghubungkangerakan putar crankshaft ke camshaft
dengan perbandingan 2:1 (dua kali cnrankshaft dan satu kali camshaft).
20. Penumbuk katup (Valve lifter)
Pengangkat katup berfungsi untuk membuka dan menutup katup dengan cara
memindahkan gerakan dari nok. Pengangkat katup bergerak turun dan naik, karena
gerakan pada pengantarnya yang terdapat di dalam blok silinder saat sumbu nok
berputar dan menggerakkan katup untuk membuka dan menutup. Mesin yang mempunyai
pengangkat katup konvensional celah katupnya harus disetel dengan tepat, sebab
tekanan panas mengakibatkan pemuaian pada komponen kerja katup.Namun untuk
pengangkat katup hidraulis celah katupnya dipertahankan pada 0 mm setiap saat
dan bebas penyetelan. Hal ini dapat dicapai dengan hydraulic lifter atau sealed
hydraulic lifter yang terdapat pada mesin tipe OHV atau katup last adjuster
yang terdapat padamesin tipe OHC.
Adapun fungsi dari valve lifter yaitu
memindahkan gerak camshaft ke rocker arm melalui
pushrod.
C.
Gambar
Kerja Mekanisme Katup
Adapun
sistem kerja dari mekanisme katup
adalah seperti pada gambar di bawah ini :
Dari
gambar tersebut dapat diuraikan pada sistem motor bakar 4 tak, untuk memasukkan
campuran bahan bakar-udara dan membuang gas bekas hasil pembakaran dari dalam
silinder, diperlukan adanya katup masuk dan katup buang, yang berfungsi menutup
dan mebuka salura masuk dan buang.
Mekanisme
yang membuka dan menutup katup-katup ini disebut mekanisme katup. Berikut ini
akan diuraikan konstruksi dan komponen mekanisme katup yang banyak digunakan
pada kendaraan saat ini.
D.
Macam – macam Mekanisme Katup
Mesin
4 langkah mempunyai satu atau dua katup masuk dan katup buang pada setiap ruang
bakarnya. Campuran udara dan bahan bakar masuk ke silinder melalui katup masuk
dan gas bekas keluar dari dalam silinder melalui katup buang. Mekanisme membuka
dan menutup katup-katup ini disebut mekanisme katup. Berikut ini akan diuraikan
tipe mekanisme katup yang banyak digunakan pada kendaraan.
1. Tipe Over Head Valve (OHV)
Pada tipe ini penempatan camshaft-nya pada blok silinder, dibantu dengan
valve lifter dan push rod antara rocker arm. Mekanisme katup ini sederhana dan
high reliability.
2. Tipe Over Head Camshaft (OHC)
Tipe ini sedikit lebih rumit dibandingkan dengan tipe OHV.Namun tipe ini
tidak menggunakan lifter dan push rod sehingga berat bagian yang bergerak
menjadi berkurang.Kemampuan pada kecepatan tinggi cukup baik, karena
katup-katup membuka dan menutup lebih cepat pada kecepatan tinggi.Pada tipe ini
camshaft ditempatkan di atas kepala silinder dan cam langsung menggerakkan
rocker arm tanpa melalui lifter dan push rod.Camshaft digerakkan oleh poros
engkol melalui rantai atau tali penggerak.
3. Tipe Double Over Head Camshaft (DOHC)
Pada tipe ini, dua camshaft digerakkan langsung dengan sebuah sabuk dan
intake camshaft digerakkan oleh exhaust camshaft melalui sebuah roda gigi
seperti pada gambar berikut.
E. Langkah –
Langkah Membongkar Mesin
Adapun
langkah-langkah dalam membongkar mesin adalah sebagai berikut :
1.
Lepaskan tutup
roda penerus di bagian sisi dan bagian bawah.
2.
Lepaskan 4 buah
baut pengikut transmisi dari rumah
kopling.
3.
Lepaskan
bantalan kopling berikut bantalan porosnya dari garpu dan kemudian lepaskan garpunya.
4.
Keadaan yang
sama bila tutup pemegang kopling akan dipasang berilah tanda pada tutup kopling
dan roda penerus sehingga tutup kopling dapat dipasangkan pada posisinya
semula.
5.
Kendorkan
pengikat selang dan lepaskan selang by pass pompa air.
6.
Lepaskan
baut-baut pompa air dan lepaskan pompa air berikut kipasnya dan batang penyetel
tali kipas.
7.
Lepaskan
pengeluaran air dan rumah saluram buang dari kepala silinder.
8.
Lepaskan pipa vakum dari distributor dan pipa bensin dan pipa
antara karburator dan pompa bensin, lepaskan vakum dan pipa bensin.
9.
Lepaskan
kabel-kabel busi dan kabel penyalaan dari koil, lepaskan kabel primer dari baut
terminal distributor, lepaskan baut pengikat distributor dan keluarkan
distributor, lepas tuas pengukur minyak.
10.
Lepaskan koil penyalaan dari kepala siinder.
11.
Lepaskan baut
pompa bensin dan lepakan pompa bensin.
12.
Lepaskan baut
pengikat klem tabung saringan minyak pada tutup oenekan katup kemudian putar keluar tabung saringan
minyak dari blok silinder.
13.
Lepaskan mur
pengikat maniolf (saluran masuk dan buang) pada kepala silinder, kemudian
lepaskan saluran masuk dan buang bersama gasketnya.
14.
Lepaskan tutup
kepala silinder serta gasketnya.
15.
Lepaskan
mekanisme katupnya.
16.
Keluarkan poros
nok, lepaskan tutup pengangkat katup serta gasketnya, kemudian keluarkan
pengangkat katup dari blok gasketnya, bila sukar mengeluarkan pengangkat katup
miringka blok silinder dengan jalan memutar penyokongnya, pengangkat katup dan
poros nok arus ditempatkan di atas pada dengan teratur, dngan demikian
pemasangannya nanti pada tempatnya semula di blok silinder akan mudah
dilakukan.
17.
Lepaskan
baut-baut kepala silinder menurut urutanya untuk mencegah melengkungnya kepala
silinder. Jangan mengendorkan dan melepaskan baut-baut kepala sililinder secara
sekaligus. Lakukanlah pekerjaan ini dua atau tiga kali, lepaskan kepala
silinder dan gasket.
18.
Miringkan blok
silinder dan lepaskan baut-baut karet dan lepaskan karter serta gasketnya.
19.
Lepaskan
saringan minyak, lepaskan pipa pompa minyak pada blok silinder, putuskan kawat
penyetelan dan lepaskan baut pompa minyak dan tarik keluar pompa minyak.
20.
Lepaskan puli poros engkol dengan menggunakan alat
khusus (Puli).
21.
Lepaskan tutup
roda penentu waktu dan gasketnya.
22.
Lepaskan 2 buah
baut plat poros nok melalui lubang yang terdapat pada roda penentu waktu.
23.
Lepaskan sumbu
nok dengan jalan menarik keluar dari bagian depan blok silinder.
24.
Usahakanlah
sebaik mungkin agar pada waktumembuka poros nok tidak merusak bantalannya.
25.
Lepaskan
skrup-skrup dan buat pengikat plat ujung pada blok silinder dan kemudian
keluarkan bersama gasketnya..
26.
Bila perlu
lepaskan roda gigi poros nok sebelum melepaskan roda gigi ini lepaskan dulu
kunci pengikatnya yang terdapat pada poros nok dengan menggunakan Puli poros
nok.
27.
Kepaskan pen
koter dan mur kap batang torak, lepaskan kap batang torak, doronglah keluar,
batan gtorak dan torak ke bagian atas silinder dengan jalan diketok dengan
tangkai palu.
28.
Usahakanlah agar
batang torak ini tidak merusak permukaan dinding silinder, pasang kembali kap
batang torak, berilah tanda pada batang torak dan torak-torak sehingga
memudahkan pemasangannya nanti pada tempatnya semula.
29.
Kendorkan dan
lepaskan baut-baut kap bantalan poros engkol, bantalan-bantalan serta shim
(perapat) nya.
30.
Keluarkan dengan
hat-hati poros engkol serta bantalannya dari blok silinder, lepaskan perapat minyak
(oil seal) yang terdapat pada bagian belakang poros engkol, bantalan-bantalan
dan shim-shim jaangan sampai tertukar satu dengan lainnya.
31.
Lepaskan pegas
torak, pegastorak yang sudah dilepaskan itu diletakan dengan teratur sesuai
dengan noomor silindernya.
32.
Lepaskan
baut-baut pena torak dan keluarkan penatorak ini dari torak dan batang torak,
jangan sampai tertukar pena torak ini satu dengan lainnya.
33.
Tekan
pegas-pegas ketup dengan menggunakan kompresor pegas katup dan lepaskan
penghantar pegas katup, pegas-pegas dan perapat batang katup dan dudukan
pegas, keluarka katup- katup.
34.
Lepaskan pegas
pengunci dari ujung poros penghantar katup dan keluarkan lengan pengkutip
katup, penjami poros lengan dan pegas-pegas dari poros lengan.
35.
Bersihkan bagian
yang dibongkar sebersih mungkin sebelum dipasang seingga tidak terdapat kotoran
, oli, karbon dan bekas-bekas air. Periksalah blok silinder dan juga merupakan
sebagian dari dinding ruang bakar, pada kepala silinder terdapat: lengan
pengungkit dan porosnya, pipa-pipa saluran masuk dan buang, kabel-kabel busi
dan businya (pada motor bensin), pipa-pipa saluran minyakbakar dan injector.
F.
Membongkar,
Memeriksa, dan Memasang Kepala Silinder
1.
Membongkar
Kepala Silinder
-
Lepaskan tutup
kepala silinder dengan jalan melepas knok terlebih dahulu.
-
Kendorkan mur
pengikat knalpot dan pipa pemasukan udara dengan merata, agar tdak terjadi
momen bengkok pada baut, gunakan kunci pas atau kunci ring, kemudian lepaskan
mur-mur dan selanjutnya melepaskan knalpot dari kepala silinder.
-
Lepaskan mur-mur
atau baut-baut pengikat pipa pendingin, kemudian lepaskan hubungan pipa pendingin dengan kepala silinder.
-
Lepaskan baut
pengikat pada pipa pelumas dengan kunci pas kemudian lepaskan pipa pelumas dari
hubungannya dengan instalasi pada kepala silinder.
-
Lepaskan
hubungan pipa bahan bakar dengan injektor.
-
Kendorkan semua
mur pengikat kepala silinder dengan merata agar tidak terjadi kejutan pada
bahan kepala silinder.
-
Gunakan kunci
pas atau kunci ring yang tersedia kemuduan lepaskan mur satu persartu, setelah
mur pengikat dilepas maka kepala silinder itu digoyang-goyang agar dapat
terlepas dari blok motornya. Kalau ternyata masih melekat dengan blok maka
tariklah kepala silinder itu ke atas dengan dua buah bat pengangkat yang
disediakan kemudian pukullah bagian samping kepala silinder dengan palu yang
lunak (plastic/kayu/karet), jagalah agar alas dari kepala silinder yang rata
itu jangan rusak kena benda yang tajam.
-
Letakan kepala
silinder itu pada tempat yang lunak, rata dan jauh dari bahan yang dapat
menimbulkan karat (air,asam dan lainya) atau diletakan di tempat untuk
dikerjakan lebih lanjut.
-
Lepaskan
mmur-mur pengikat injektor.
-
Lepaskan
injektor dari kepala silinder dengan alat khusus yang disediakan untuk motor
tersebut, pada motor diesel yang baru selesai bekerja biasanya terdapat
kerak-kerak pada ujung injektor yang membuat hubungan erat dengan kepala
silinder.
-
Lepaskan mur/bat
braket dan poros pengungkit dari kepala silinder.
-
Angkatlah satu
unit instalasi poros pengungkit dari kepala silinder.
-
Lepaskan
mur/baut penahan dari poros pngungkit kemudian satu persatu, lepaskan ring
plat, pegas, pengungkit, braket dan pegas dari susunan instalasi poros
pengngkit.
-
Lepaskan mur
kemudian baut penyetel dari pengungkit.
-
Pasanglah kepala
silinder pada alat pemegang, kalau tidak tersedia kepala silinder tersebut
dapat diletakan miring pada bangku kerja yang rata, halus dan tidak dapa
menggores. Pasanglah alat pelepas katup pada tempatnya, tekanalh pegas katup
dengan alat tersebut sehingga bus penjepit terlapis dari piringan pegas.
-
Kendorkan
penekan pegas perlahan-lahan agar pegas dan piringan pegas tidak melompat dan
tidak menimbulkan kecelakaan, setelah pegas tidak bekerja maka ambillah
piringan pegas kemudian baru melepas katup. Untk menjaga agar tidak terjadi
saling tukar tempat maka berilah randa pada tiap katup sesuai dengan tempatanya
semula. Hal ini dilakukan agar kita dapat mengetahui data tiap kepala silinder
untuk memudahkan pekerjaan selanjutnya.
-
Lepaskan semua
sumbatan air pendingin pada kepala silinder, ini dilakukan terakhir untuk
mrnjaga bagian-bagian yang kecil tidak masuk ruang pendingin.
-
Perhatikan
tempat dari bagian-bagian tersebut kalau perlu berilah tanda agar tidak
tertukar tempat. Berilah tempat yang aman supaya tidak tergangu misalnya bak
seng dan diletakan d atas rak.
-
Untuk bus katup,
dudukan katup dan bus untuk injektor tidak slalu dibongkar pada tiap kali
membongkar motor karena alat itu dapat diperiksa pada tempatnya tanpa melepas
dari kepala silinder.
2.
Memeriksa
Kepala Silinder
-
Periksa untuk
melihat apakah kepala silinder ada yang rusak atau pecah secara visual atau
dengan alat detector lainnya kalau ternyata retak atau pecah perbaiki bila
mungkin atau ganti dengan kepala silinder yang baru.
-
Pasangkan
pengukur kerataan kepala silinder pada permukaan kepala silinder. Periksa
keratin permukaan kepala silinder dengan bantuan pengukur celah (peat ukur).
Kalau pengukuran ini lebih dari batas yang diizinkan perbaikilah dengan
gerinda.
-
Periksa dudukan
katup terhadap kerusakan atau lebar dudukannya:
-
Untuk
memperbaiki dudukan klep buang pakailah pisau pahat yang dilengkapi dengan
karbit semenit.
-
Pada waktu
memperbaiki dudukan klep, kotoran harus dihindarkan untuk menjaga agar daerah
kontak dudukan klep (katup) tetap baik juga untuk pekerjaan perbaikannya harus
dipakai pedoman yang sudah ditentukan.
-
Pada akhir
pekerjaan
pemotong maka gaya potong pisau pahat harus dikurangi untuk mencegah kerusakan
pada daerah ujung dudukan klep. Pergunakan pisau pahat (cuttet) dengan sudut 45
derajat dan potonglah dengan sudut itu sampai didapatkan lebih besar dari harga
yang diharuskan. Periksa daerah kontrak antara klep dan dudukannya. Sudut
kontak 45 derajat merupakan titik tengah dari permukaan klep.
3.
Memasang
Kepala Silinder
-
Setelah katup,
dudukan katup dengan perlengkapan katup dianggap telah memenuhi syarat maka
sebelum dipasang dicuci dahulu semua bagian yang akan di pasang termasuk
mencuci kepala silinder.
-
Minyakilah
bagian tersebut dengan pelumas termasuk penghanatar katup dan dudukan katup.
-
Masukkan katup
kedalam penghantar katup kemudian berturut-turut pasanglah pegas, piring pegas,
ambillah alat penekan atau memasang katup.
-
Pasanglah alat
itu pada satu sisi menahan kepala katup dan satu sisi lainya menahan piring
pegas, tekanlah alat itu dengan perlahan-lahan sehingga ujung batang katup
menonjol keluar dari piring pegas dan mudah dapat memasang klem bus ked ala
lubang piring pegas.
-
Pasanglah plat penjamin sehingga posisi katup tetap,
pasang ring penahan didalam rumahannya pada piring pegas selanjutnya lepaskan
penekaj dengan perlahan-lahan katup dengan pegas katup terkunci.
-
Untuk
meyakinkan bahwa katup telah pada tempatnya pukullah beberapa kali ujung batang
katup dengan palu karet.
G. Perbaikan dan Cara Memasang Katup
1.
Perbaikan
Katup
-
Setelah katup
dibersihkan misalnya dengann minyak pembersih atau kalau perlu dengan sikat
kawat baja atau kalau perlu dengan sikat kawat baja atau roda kawat baja dan
setelah diperiksa perlu perbaikan maka berulah kita menentukan langkah
selanjutnya yaitu perbaikan ringan atau perbaikan berat. Perbaikan ringan ialah
apabila katup masih rata sudut katup tidak berubah dan bibir masih tebal, dalam
perbaikan macam ini cukuplah katup digesekkan pada dudukan katupnya.
-
Di dalamnya
pelaksanaanya pada motor-motor yang kecil, katup diputar dengan pemutar katup
dibuat dari kayu dan ujungnya diberi karet penghisap. Pekerjaan dilakukan
dengan tangan tetapi motor-motor yang
besar untuk memutar katup dilakukan dengan alat pemutar tersendiri. Perbaikan
berat dapat dilakukan apabila katup masih memenuhi syarat , bibir masih tebal
tetapi permukaan katup sudah aus dan telah berubah. Sebelum mengerjakan dengan
cara perbaikan ringan terlebih dahulu susut dan permukaan katup dibetulkan
dengan mesin gerinda khusus.
-
Menggerinda
sudut katup harus dibuat 1 derajat lebih kecil dari sudut dudukan katupnya,
misalnya sudut katupnya 44 derajat maka sudut dudukan katup 45 derajat. Perlu
mendapatkan perhatian bahwa pelaksanaan menggerinda katup harus mendapatkan
pendinginan dengan cairan yakni air dicampur dengan minyak bor, agar bahan dari
katup tidak menjadi lunak karena panas. Setelah pekerjaan ini selesai maka
perlu diadakan pemeriksaan kembali apakah katup itu masih memenuhi syarat kalau
tidak sebaiknya diganti yang baru tetapi kalau masih memenuhi syarat maka
pekerjaan selanjutnya dapat di teruskan.
-
Untuk menghindar
kelonggaran katup akibat perubahan temperature dan keausan mekanisme
katup, selain adanya baut penyetel dapt
pula digunakan penyetelan otomatis, buat penyetelan ditempatkan di salah satu
ujung tuas katup, penytelan otomatis dilayani secara hifrolis atau secara
peuaian logam, penyetelan hidrolik mempunyai beberapa kebaikan yakni antara ain
sebagai berikut:
a.
Kemungkinan
longgar dapat diatasi
b.
Penyetelan katup
secara periodic dapat dihapuskan.
c.
Pemuaian dan
pengerutan atau keausan , praktis dapat diatasi.
d.
Umur katup lebih
panjang .
e.
Keadaan kerja
motor menjadi lebih baik sebab setelah katup selalu tepat.
-
Katup harus
sesuai pada kedudukannya sehingga tidak mudah terjadi kebocoran-kebocoran,
katup-katup harus disimpan dengan baik menurut urutan seperti pada motornya
jangan sampai tertukar, pelajari setipa keadaan dan keausan pada seluruh bagian
katup, katup yang terbakar dan berlubang-lubang disebabkan katupnya macet pada
bagian penghantar, sebabnya ialah kekurangan celah bebas, pegas katup lemah,
pendingin katup tidak sempurna, batang katup kasar, timing penyetelan katup
tidak tepat, katup yang ausnya sudah parah maka sebaiknya diganti yang baru.
-
Dudukan katup
yang akan dipasang, diameter luar, garis tengah dala m dan tebalnya harus sama
dengan ukuran yang diganti, jika bahan dudukan yang lama dibuat dari bahan
besi tuang atau dari baja tahan panas
maka penggantinya harus dibuat dari bahan yangsama.memangsa dudukan katup harus
menggunakan alat penekan khusus, pasang batang pengarah pada lubang penghantar
katup, letakkan dudukan katup diatas lubang dudukan dan tidak boleh terbalik.
Pasang alat penekan pada batang pilot, kemudian kepala alat tersebut dipukul
dengan palu sampaindudukan katup bagian atas rata dengan permukaan kepala
silinder dan bagian bawahnya rapat dengan lubangnya.
-
Keausan
penghantar katup menyebabkan pemajaian minyak plumas boros, penutup katup
kurang baik juga dapat menyebabkan batang katup putus, keausan ini biasanya
terjadi pada kedua bagian ujung penghantar sedangkan bagian tengahnya hanya aus
sedikit. Pemeriksaan kepada bagian ini harus dilakukan dengan teliti, agar
didapat suatu kepastian bahwa bagian tersebut harus diganti “direamer”
(luaskan) atau hanya mengganti katup dengan ukuran batang yang lebih besar.
-
Ukuran diameter
penghantar adalah lebih besar sedikit dari ukuran lubang pada blok mesin oleh
karena itu unruk memudahkan pemasangan pengahantar katup tersebut dimasukan
dahulu kedalam lemari pendingin agar diameternya agar diameternya menyusut
sedikit.
-
Lubagn-lubagn
penghantar harus berrsih dan halus, bagian luar dan lubang dudukannya harus
diminyaki dengan minyak pelumas SAE tetapi jangan terlalu tebal, pasang penghantar pada dudukannya
dengan hati-hati jangan sampai terbalik kemudian tekan menggunakan batang
pendorong khusus sampai ukuran tertentu. Penghantar katup yang lubangnya aus dapat diperbaiki
dengan jalan mereamer (melaskan) kemudian katupnya diganti dengan yang lebih
besar.
2.
Cara
Memasang
Katup
Semua bagian yang akan dipasang
harus dalam keadaan bersih, kemudian pengghantar katup, batang katupnya harus
diberi minyak pelumas, masukkan katup kepada masing-masing penghantarnya.
Pada beberapa motor yang tidak
menggunakan penyetelan celah bebas katup, tinggi batung katup dari blok mesin
harus diukur dengan sebuah alat pengukur khusus , jika bagian sudut katup dan
dudukan katup telah digerinda untuk perbaikan,maka batang katupnya ketika
dipasang akan lebih menonjol oleh karena itu bagian tuas ungkit akan menekan
batang pendorong ke bawah kemudian menekan piston (torak) penumbuk katup, jika
hal itu terjadi maka batang katupnya harus dipotong sedik atau katupnya dig anti
dengan yang baru.
Pada katup yang menggunakan kap seal
miyak (perapat minyak) pada penghantar katup, jangan lupa untuk memasang cincin
baja pada bagian penghantar dan menempe dengan kepala silinder kemudian kap
(tutup) perapat tersebut dipasang.
Pasang pegas katup, bagian ujung
yang lilitannya rapat harus menempel pada kepala silinder, jika menggunakan
pegas ganda atau pegas peredam maka ujung pegas-pegas tersebut dipasang 180
derajat terpisah.Pasang cincin penutup pegas, tekan pegasnya dengan kompresor
pegas sampai alur tepat perapat minyak tampak, pasang perapat minyak pada alur
kemudian pasang kunci katupnya, lepaskan kompresor pegass perlahan-lahan sampai
katup terkunci.
Katup-katup dalam perbaikan harus
dipasang ke tempat asalnya kecuali jika katup penghantar katup tersebut di
ganti yang baru. Jika tinggi pegas mempunyai selisih yang berlebih, pegas
terseebut harus dibuka lagi kemmudian dapat diperbaiki dengan myesipkan plat
ganjal (shim) yang mempunyai tebal tertentu antara kepala silinder dan pegasnya
supaya tegangan pegas katup sama seperti semula, hati-hati memilih tebal plat
karena jika terlalu tebal akan mengakibatkan tegangan pegas tersebut bertambah
hal ini akan merusak bagian poros bubungan.
H. Cara Mengukur Blok
Silinder
Adapun cara-cara dalam mengukur blok silinder adalah
sebagai berikut :
1.
Langkah pertama
ialah melepas kepala silinder kemudian membersihkan bagian-bagian yang akan
diperiksa. Periksa seluruh bagian blok secara visual kemudian periksa kehalusan
dan kerataan permukaan blok periksa dengan sebuah mistar baja dan pelat ukur.
Jika keausan melebihi batas yang ditentukan maka permukaan blok tersebut harus
diratakan kembali dengan jalan digerinda.
2.
Menggrinda permukaan
blok tidak boleh terlalu tebal, karena akan mengubah perbandingan kompresi dan
mengganggu kerja dari bagian-bagian mesin lainnya, setelah permukaan digerinda
pemakaian paking (gasket) kepala silinder harus dipilih yang tebal.
3.
Bersihkan blok
silinder baik-baik dan periksalah kemungkinan retak, periksa juga permukaan
gasket dari kekasaran dan takikan, meneliti keretakan kecil dengan mata agak
sukar tetapi bila perlu dapat mempergunakan alat system maknit, bila blok
silinder retak maka blok silinder harus diganti.
4.
Periksalah
kerataan permukaan blok silinder seperti memeriksa kepala silinder, jika
melengkung (distorsi) meebihi 0,15 mm maka gerindalah permukaannya atu blok
silinder diganti.
5.
Periksa lubagn
silinder apakah kelonjongan tidak menurut ukuran atau keausan yang tirus dengan
alat pengukur. Ukurlah lubang tiap-tiap silinder pada bagian atas dan bagian
bawah dimana alat tersebut ditempatkan dua kali yaitu pertama tegak lurus dan
kedua sejajar dengan garis tengah blok silinder,jika keausan kurang dari 0,2
mm, hilangkan puncaknya (diameter yang terkecil) dengan alat potong dan
pakailah torak ukuran standaar yang limitnya tinggi.
6.
Silinder-silinder
yang goresannya dalam, terbakar, diluar ukuran kelonjongan atau teralu aus
memerlukan pengeboran dan harus mempergunakan torak ukuran yang lebih besar.
Jika sebuah silinder harus dibor maka semua lubang silinder harus dibor dan
torak ukuran lebih besar yang baru yang harus dipergunakan.
7.
Setelah silinder
dibor dan diasah periksalah persesuaian antara lubang silinder dan torak dengan
cara: Periksalah jarak celah antara lubagn silinder dan torak dengan
menggunakan pelat ukur yang tebalnya 0,03 mm – 0,05 mm dan lebarnya 12 mm.
untuk memeriksanya tempatkan plat ukur tersebut dalam lubang silinder sehingga
melewati batas langkah torak pada 90 derajat dari kedudukan pena torak.
Balikkan torak dan masukkan ke dalam lubang silinder sehingga ujung torak
berada kira-kira 35 mm garis sejajar dengan sumbu poros nok.
I. Cara Memeriksa dan
Membongkar Silinder Torak
1.
Cara
Memeriksa Silinder Torak
-
Keluarkan semua
torak kemudian silindernya dibersihkan, periksa masing-masing silinder terhadap
keretakan dan goresan, keretakan dan goresan yang dalam dapat diperbaiki dengan
memasang tabung silinder sedangkan goresan yang tidak begitu dalam masih dapat
diperbaiki dengan jalan mengbor kembali. Silinder perlu diperiksa terhadap
ketidak bulatan dan ketirusannya, silinder yang baik hatus silindris.
-
Pemeriksa
keausan tersebut diatas dapat dengan cepat diperiksa dengan sebuah infikator
jarum silinder. Perhatian perubahan pembaca indicator tersebut.
-
Pemeriksa
diteruskan dengan memeriksa ketirusan silinder, masukkan pengukur dalam
silinder kebagian bawah silinder, tempatkan jarum pada angka nol, tarik ke atas
alat tersebut perlahan-lahan, baca perbedaan.
-
Ukuran
ketidakbulatan yang berlebih menyebabkan cincin torak (pegas torak) tidak dapat
menutup silinder akibat kompresi bocor dan minyak pelumas mesin naik ke atas.
Ketirusan yang berlebih maka cincin torak akan terjepit dibagian bawah silinder
akibatnya cincin tersebut putus.
-
Silinder
yang ausnya melebihi batas ukurannya yang ditetapkan dapat di perbaiki dengan
jalan memasang tabung silinder (sleeve silinder). Bagian atas tabung biasanya
diberi penghalang agar tabung tidak mudah terlepas sedangkan waktu memasang
antara tabung dan lubang silinder tidak boleh diberi zat perekat apapun, untuk
melancarkan perambatan panas, setelah tabung dipasang harus diikuti dengan
pekerjaan membesarkan lubang sesuai dengan torak yang digunakan.
2.
Cara
Membongkar Silinder Torak
-
Minyak pelumas
dikeluarkan dari dalam panic minyak kemudian kepala silinder dan panic minyak
lepas, poros engkol diputar sehingga kedudukan torak diclupkan kedalam larutan
pembersiih karbon sampai bersih dan keringkan, batang penggerak dijepit dengan
catok kemudian arang yang masih tertinggal di dalam alur cincin dibersihkan
dengan alat pembersih alur.
-
Diameter torak
pada bagian ata dibawah celah pegas minyak dapat diukur dengan menggunakan alat
ukur mikrometer, torak yang ukurannya sudah kurang dari ukuran semula perlu
diganti dengan torak ukuran semula perlu diganti torak ukuran lebih besar (over
size).
-
Lakukan
pengukuran pada semua torak dan bila ternyata torak tersebut sudah kurang dari
ukuran semula perlu diganti dengan ukuran yang lebih besar, bila torak sudah
melebihi dari ukuran yang terbesar, silindernya harus diganti atau diperbaiki
dengan memasang tabung sisipan, setelah perbaikan dapat digunakan lagi torak
ukuran standar.
-
Sebelum
melepaskan pena torak perhatiakan tanda-tanda kedudukan batang penggerak dan
toraknya, hal ini sangat diperlukan untuk pemasangan kembali supaya tidak
terbalik. Lepaskan alat pengunci pena kemudian dorong keluar pena tersebut
dengan drip yang lunak supaya bagian ujung pena tidak rusak. Pemeriksaan dapat
dilakukan pada waktu torak masihi terpasang pada batang penggeraknya, jepit
batang penggerak dengan catok pegang torak tersebut dengan kedua tangan
kemudian goyangkan ke atas atas dan ke bawah antara pena dan torak atau antara
pena dan batang penggerak. Pengukuran yang lebih teliti ialah dengan mengukur
penanya dengan micrometer dan lubangnya dengan alat pengukur lubang kecil, jika
sekiranya keausan pena terebut sudah beanyak pena dapat diganti dengan ukuran
yang lebih besar dan lubang busnya diganti dengan yang baru.
-
Bila
batang penggerak yang keadaanya bengkok atau tepuntir perlu diperbaiki, untuk
memperbaiki digunakan alat press hidrolik, jepit batang penggerak (batang
torak) pada alat tersebut kemudian tekan sampai batang torak tadi berubah
keadaannya setelah itu dibuka dan periksa pada pesawat pengarah.
J.
Saluran Masuk Dan Buang
1.
Saluran Masuk (Hisap) dan Buang
Saluran masuk disebut “manifold” bertugas untuk
membagi campuran gas-gas yang dating dari karburator masuk kesetiap silinder, saluran
ini biasanya terletak diatas saluran buang agar supaya gas-gas buang masih
panas itu dapat memberikan pemanasan pada campuran gas dan selebihnya menguap.
Saluran buang (manifold buang) untuk mengalirkan gas buang yang sudah terbakar
didalam silinder ke kenalpot (saluran gas buang). Manifold tersebut dibautkan
ke nlok slinder motor, di bagian bawah manifold buang terdapat katup pengontrol
panas dan bekerja atas dasar perubahan suhu gas di dalam manifold.
Manifold buang dirancang sedemikian rupa untuk mengurangi
tekanan pada bagian belakang sampai sekecil mungkin. Dibagian dalam saluran
buang ini terdapat katup pengontrol (pengatur) panas yang gerakannya diatur
oleh thermostat, katup pengontrol panas ini menyalrkan gas yang paas ke dalam
manifold isap pada waktu mesin dalam keadaan dingin.
Pada waktu mesin menjadi panas koil manutup katup
pengontrol ini dan gas buang mengallir keluar dari saluran isap.Pengaturan
katup oleh thermostad ini menyebabkan selalu terdapatnya temperature yang baik
dari gas yang masuk dalam semua kondisi kerja. Ketegangan koil katup pengatur
panas mempunyai peanan yang amat penting, hal ini akan menyebabkan gas yang
masuk menjadi beberapa kali lebih besar dari keadaan normal dan tidak mngkin
terdapat pengisian bahan bakar yang normal ke dalam silinder-silinder.
Jika keadaan ini berlangsung terus yakni jika terus
berada dalam keadaan panas akan mengakibatkan kerja mesin tidak baik yakni
terjadi ledakan atau pana akan mengakibatkan kerja mesin tidak baik yakni
terjadi ledakan atau panas berlebih.Cara melepaskan manifold ini adalah sebagai
berikut:
a. Lepaskan saringan udara dari pegangannya.
b. Lepaskan saluran masuk dan keluar darri saringan oli,
lepaskan pemegang saringan oli dari manifold isap.
c. Lepaskan batang pengatur, batang cuk, kabel percepat,
pipa vakum lalu lepaskan pemegang karburator.
d. Lepaskan pipa buang, longgarkan dan kemudian bukalah
mu-murpenahan manifold lalu lepaskan manifold isap dan buang beserta gasket
(perapat) nya.
Langkah
pemeriksaan yang perlu dilakukan :
a. Periksalah manifold dari karatan, keretakan atau
kerusakan lain jika terdapat kerusakan berat gantilah yang baru.
b. Periksalah penggeliatan (distorsi) permukaan gasket,
perbaiki atau gantilah gasketnya apabila kelengkungan melebihi 2 mm.
c. Periksalah katup pengontrol panas apakah berkaitan
dengan pene “dowel”, penring untuk diperhatikan bahwa koil dililit dengan kawat
sekedar cukup untuk mengikatkan ujungnya pada pena dowel, ini kira-kira
setengah putaran koil dari posisi yang tidak berkaitan.
-
Periksalah apakah
katup pengontrol panas bergerak dengan bebas, agar katup yang melekat dapat
bergerak bebas, berilah minyak pelumas yang dapat merembes dan campuran grafit,
kalau perlu gantilah bagian-bagian yang tertentu.
-
Periksalah katup
pengontrol panas apakah koil menjamin katup berada pada posisi “panas” ketika
mesin dalam keadaan dingin, katup harus berada pada posisi “heat off” ketika
mesin berada dalam keadaan normal.
Langkah
pemasangannya adalah sebagai berikut :
a.
Ikutilah
prosedur pada waktu melepas tetapi dengan urutan yang berlawanan.
b.
Pada waktu
memasang koil katup pengontrol panas harus diingat bahwa koil dikaitkan pada
pena dowel sehingga terdapat setengah bagian koil dihitung dari posisi yang
tidak dikaitkan.
c.
Pada waktu
memasang manifold pakailah gasket yang baru. Keraskan mur-mur penahan manifold
pada momen sekitar 2-3 kgm.
2.
Pipa Pembuangan dan Peredam Suara (Mufler)
Pipa pembuangan memanjang dari saluran buang ke
peredam suara (mufler) dan diikatkan dengan du buah mur, hubungkan antara
saluran buang dan pipa pembuangan dilapiisi oleh gasket. Ujung belakang dari
pipa pembuangan dihubungkan dengan peredam suara dan diikat klem, peredam suara
didukung oleh braket dan klem dibagian rangka (frame), ujung depan dari pipa
ekor dipasang pada peredam suara dengan sebuah klem sedangkan ujung beakang
diikat pada rangka dengan sebuah klem juga.
Penggantian pipa pembuangan dilakukan dengan prosedur
berikut: Kendorkan klem yang mengikatkan ujung bagian belakang pipa pembuang
pada peredam suara, bukalah mur-mur penahan dari baut-baut pada flens pipa
pengeluaran/pembuangan, lepaskan ujung pipa bagian depan dari manifold dan
dikeluarkan dari bawah kendaraan.
Untukk memasang pipa pembuangan berilah klem pada
ujung bagian depan peredam suara, pasanglah ujung belakang pipa pembuangan pada
peredam suara dan ujung depan pada manifold, dengan menggunakan gasaket baru,
pasanglah flens pipa dan keraskan mur-murnya baik-baik, keraskan baul klem pada
bagian belakang pengeluaran.
Pengantian peredam suara dan pipa ekor adalah sebagai
berikut: Kendorkan klem pengikat pipa ekor pada peredam suara dan lepaskan klem
yang mengikatnya pipa pada rangka, lepaskan pipa dari peredam suara. Kendorkan
pipa pada rangka, lepaskan pipa dari peredam suara. Kendorkan klem pipa
pengeluaran, lepaskan mur dan “washer” (perapat) dari baut klem peredam suara
dan bukalah baut dari klem, lepaskan peredam suara kea rah belakang kendaraan.
Waktu memasang jangan lupa member klem pada ujung
depan peredam suara dan pasanglah pipa pembuangan pada peredam suara, pasanglah
peredam suara pada klem dan amankan dengan baut, mur dan perapat washer.
Pasangkna klem pada ujung belakang peredam suara dan keraskan bautnya
baik-baik, berilah klem pada ujung belakang pipa dan keraskan baut sehingga
pipa terpasang dengan aman.
BAB IV
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Adapun
yang menjadi kesimpulan dalam laporan ini adalah sebagai berikut :
1.
Ada satu sumber
yang menurut saya bisa jadikan acuan yang menyebutkan bahwa engine overhaul adalah suatu
prosedur (pekerjaan / program)
teorganisir yang dilakukan untuk merekondisi komponen yang aus atau rusak
mengacu pada ptunjuk pemakai ulang komponen menurut standar pabrik.
2.
Dari penjelasan
diatas kesimpulannya adalah, bahwa engine overhaul adalah:
·
Pekerjaan yang
teroganisir (perlu adanya perencanaan yang baik).
·
Bertujuan untuk
mengembalikan performa engine kembali ke standar pabrik.
·
Memberi usia
kedua pada engine (menambah umur pemakaian engine).
·
Penggantian atau
pemakaian ulang komponen / part mengacu pada petunjuk (Guide for Reusable) yang
dikeluarkan oleh pabrik.
3.
Fungsi dari overhaul engine yaitu:
Untuk
mengembalikan performa mobil sseperti keluaran pabrik.
4.
Adapun rincian
pekerjaan overhaul engine secara
umum:
·
Ganti ring
piston
·
Ganti piston
·
Ganti metal
jalan
·
Ganti metal
duduk
·
Ganti metal
bulan
·
Bubut korter
oversize
·
Packing gasket
full set
·
Skir klep
·
Filter oli
·
Filter udara
·
Filter bensin
·
Platina –
kondensor – busi
·
Oli mesin
·
Repair kit
karburator
B.
Saran
– saran
Dalam
penyusunan laporan ini penulis memberikan beberapa saran sebagai berikut :
1.
Saat membongkar
mesin perhatikan di mana letak baut – baut dan jangan sampai tertukar.
2.
Selalu gunakan
peralatan kerja seperti sepatu safety, sarung tangan, helm keselamatan kerja,
dan kotak P3K.
3.
Saat
membersihkan komponen jangan sampai kotoran atau plak – plak masuk ke lobang
baut.
link download